Setelah pada tahun 2015 kami hanya berencana dan berencana
terus tanpa ada realisasi, akhirnya pada Sabtu dan Minggu Pertengahan April
2016 saya dan beberapa rekan kantor kesampaian juga menginjakkan kaki ke Pulau
yang sekarang menjadi salah satu destinasi wisata Pantai terbaik di Kalimantan
Selatan.
Dengan menggunakan mobil, kami berempat, Saya, Nazar, Adit
& Pak Wahab berangkat dari Batulicin pukul 07.05 wita, sebenarnya rencana
sih berangkatnya pukul 06.00 wita supaya sempat mengejar Kapal Ferry
Penyeberangan pertama, tapi ya namanya rakyat Indonesia yang suka ngaret, akhirnya kami berempat baru terkumpul jam
06.40 wita. Beruntung tempat tinggal kami hanya berjarak 5 menit ke Pelabuhan
Ferry Batulicin namun itupun kami harus menunggu antri masuk kapal, akhirnya
pukul 07.05 Kapal Ferry Penyeberangan berangkat. Adapun menyeberang dari
Pelabuhan Batulicin Menuju Pelabuhan Tanjung Serdang, Kotabaru memakan waktu 40
– 50 menit.
Setelah sampai ke Tanjung Serdang, Driver (Pak Wahab) memacu
mobil dengan kecepatan tinggi (maklum mantan Pembalap Alat Berat dan
sejenisnya), jadi hanya dalam waktu 30 menit kami sampai di Kotabaru (jarak
Tanjung Serdang ke Kotabaru 40 km), setelah sempat singgah di warung makan
Ketupat Kandangan ala kotabaru kami langsung menuju pelabuhan, tapi bukan
pelabuhan speed tempat di mana saya biasa naik speed kalo mau ke Pulau Sebuku.
Akan tetapi kami janjiannya di luar area itu (Rahasia, hehe)
Sebenarnya sih ongsos sewa speed boat ke Samber Gelap itu
P-P rata-rata Rp. 1.800.000,- (Dari Kotabaru, kalo dari Batulicin kurang tahu,
kalo gak salah lebih 2 jutaan), namun karena Operator Speed ini sudah kenal
baik dengan saya, jadi urusan harga ya dibawah itu, hehe..
Tepat jam 08.15 kami berangkat, beruntung cuaca saat itu
cukup bersahabat, Gelombang tenang, jadi laju speed boat bisa lebih cepat. Setelah
kami melewati Pulau Manti (Pulau kecil yang berada tidak jauh dari pulau
sebuku) oleh Si Bolong (Nama Operator Speed Boat kami-saya lupa nama aslinya,
karena orang-orang biasa memanggil dengan nama itu) kami berganti Speed boat,
karena speed boat yang kami pakai itu kata dia kurang cepat. Ditengah laut kami
berganti speed boat, speed boat yang baru itu dibawakan oleh Oncong (kakaknya
Bolong) dari Sungai Bali (Kota Kecamatan Pulau Sebuku). Kemudian perjalanan dilanjutkan kembali.
Benar saja Speed Boat yang baru kami tumpangi itu memang lebih cepat daripada
speed boat sebelumnya.
Di tengah perjalanan kami melihat ada gundukan Pasir putih
ditengah laut (Gosong) lengkap dengan menara Mercusuar. Kata si Bolong nanti
besok setelah pulang dari Samber Gelap kami akan disinggahkan kesana. Katanya
ditempat itu biasa dilaksanakan Upacara Pesta Pantai-nya Pulau Sebuku.
Sebenarnya dari Kotabaru kita bisa menuju ke Samber Gelap
ini dengan dua cara, yaitu memutari Pulau Sebuku dari arah utara (jika laut
sedang bersahabat) atau memutar lewat selatan Pulau Sebuku (jika laut sedang
tidak bersahabat). Adapun perjalanan kami ini, karena laut sedang tenang maka
kami memutari Pulau Sebuku dari sebelah utara. Jadi dari laut kita bisa melihat
area Utara Pulau Sebuku, ada Pantai Tanjung Mangkok (Pantainya Utara Pulau
Sebuku), lokasi penambangan PT. Silo (penambangan Bijih Besi), & bekas penambangan
PT. Silo, berupa gunungan tanah yang sudah tidak ditumbuhi pepohonan lagi.
Setelah itu, Speed Boat melanjutkan perjalanannya menuju
arah Timur condong kea rah tenggara , sepanjang perjalanan hanya terlihat laut
dan kapal nelayan, terlihat juga Kapal Pelni dari Makassar menuju Batulicin.
Setelah 1,5 jam perjalanan akhirnya dari kejauhan terlihat banyak kapal nelayan
mengelilingi beberapa pulau, itulah Pulau Samber gelap. Saat semakin dekat
meuju Pulau tersebut kita akan melihat air laut yang terlihat biru muda
daripada laut sekitarnya dan kita bisa melihat dasar laut berupa pasir coral
& terumbu karang.
Ternyata di sana tidak hanya ada 1 pulau, tetapi 3 pulau
yang bisa disinggahi dan 1 pulau hanya berbentuk gugusan karang. Pulau yang
bisa disinggahi adalah Pulau Samber Gelap sendiri (terletak di tengah, paling
luas & menjadi tempat konservasi Penyu), Pulau Sawa (sebelah selatan &
tempat dimana ada Mercusuar & penjaga pulau dari Dirjen Perhubungan Laut),
dan Pulau Malangko (sebelah Utara Samber gelap). Sedangkan satu lagi hanya
berupa gugusan karang yang menonjol ke atas laut.
Adapun Pulau yang kami singgah pertama kali yaitu Pulau
Sawa, Pulau dimana ada Menara Mercusuar dan Cottage untuk pengunjung yang
disediakan oleh Dirjen Perhubungan Laut. Setelah sandar di Dermaga Pulau Sawa,
kami meminta izin kepada penjaga Pulau tersebut dan dipersilahkann menginap di
salah satu cottage yang ada di sana. Akhirnya kami memilih cottage yang
terlihat paling baru & lebih bersih diantara 2 lainnya, terutama karena cottage
tersebut langsung menghadap Pulau Samber Gelap, 2 cottage lainnya menghadap ke
Pulau Sebuku yang terlihat di kejauhan. Oh ya, saat itu kami kesana bukan pada
hari libur panjang sehingga pengunjung di sana hanya ada kami dan 4 orang
mahasiswa dari banjarbaru, sehingga kami merasa sangat bebas menikmati
keindahan yang terpampang di depan mata.
Setelah selesai mengangkuti semua barang bawaan ke dalam cottage, meskipun masih
terasa cukup lelah, tapi berhubung di depan mata terlihat keindahan pantai dan
laut yang menghipnotis, maka kami langsung menceburkan diri ke laut. Jarak
antara Pulau Sawa dan Pulau Samber Gelap kurang lebih 70 meter, laut yang
memisahkannya pun sangat jernih dan tidak terlalu dalam pada saat itu, hanya se
dada orang dewasa, jadi kami mencoba berenang menyeberanginya menuju Pulau
Samber Gelap sambil. Oh ya, saat menyeberag ke Samber Gelap disarankan
berhati-hati dengan binatang Laut yaitu Bulu Babi, karena kalau terinjak
bakalan…enak rasanya kata si Bolong.
Akhirnya setelah berenang menyeberangi lautan yang luas
(kisahnya) kamipun tiba di Pulau Samber
Gelap, pasir pantai di sana sangat lembut, dan indah. Di Samber Gelap pula ada Penangkaran
anakan Penyu (Tukik). Karena sepinya wisatawan yang berkunjung pada hari itu,
maka kami dapat dengan bebas menikmati keindahan Pulau Samber Gelap dan Pulau
Lainnya. Di Pulau Sawa, untuk penerangan pada malam hari menggunakan Generator
Listrik, sehingga kita tidak akan kegelapan dan bisa untuk mengisi ulang
baterai HP. Disana juga sampai kok sinyal HP, tapi hanya Telkomsel 2G saja,
itupun kadang-kadang bisa hilang, tapi cukup lah untuk mengabari anak istri
& update status.
Dari Pulau Sawa kita bisa melihat Sunset dan
mengabadikannya, akan tetapi sayang sekali karena kami kesana bulan April-musim
hujan, jadinya sunset pun tidak kelihatan, terlindung banyak awan. Ini wajar, mengingat
kami memang memilih bulan-bulan saat gelombang tidak tinggi, yakni antara
Januari hingga Mei, hal ini berdasarkan pengalaman saya yang sering pulang
pergi Kotabaru-Pulau Sebuku.
Hari itu Berhubung yang dating saat itu hanya kami &
beberapa mahasiswa tadi, kami dapat sangat puas menikmati pesona alam Samber
Gelap dan sekitarnya, berenang, foto-foto, mengelilingi Pulau Samber Gelap
dengan Speed Boat, mengelilingi sekali lagi dengan berjalan kaki, melihat
Tukik, melihat jejak kaki Penyu di Pantai (walaupun Malamnya kami tidak sempat
lagi menemui Penyu sedang bertelur), bahkan sampai Menara Suar Pulau Sawa pun
sudah kami naiki. Malam harinya kami habiskan dengan masak/memanggang ikan
Tenggiri hasil memancing dari Nelayan dengan Uang 80 ribu, hehehe. Dengan
bantuan bolong kami dapat membeli 1 ekor ikan Tenggiri seberat 5 kg dari
nelayan teman bolong yang sedang beristirahat di sekitar Pulau Samber Gelap.
Perlu diketahui, bahwa di Samber gelap dan sekitarnya tidak
ada orang jualan makanan, jadi pengunjung dipersilahkan bawa makanan dan
minuman sendiri, untuk memasak ada kok kompor gas, Cuma kita harus membawa
tabung gas sendiri. Untuk mandi, air yang digunakan adalah air hujan yang
ditampung di bak penampungan yang ada di tengah-tengah Pulau sawa, dan
lagi-lagi kami beruntung karena saat itu musim penghujan, jadi Bak tersebut
penuh air. Tak terpikir kalo saat itu musim kemarau & hujan lama tidak
turun, mungkin kami mandi hanya pakai air laut, hehe…
Dari beberapa Pulau di sana, hanya Pulau Samber Gelap &
Pulau Malangko yang menjadi destinasi Penyu untuk bertelur dan Pulau yang
didiami manusia hanya Pulau Samber Gelap & Pulau Sawa. Di Pulau Samber
Gelap pula ada Villa milik Salah satu Pengusaha Lokal terkaya di Kalsel. Dulu sempat beredar isu kalo pengunjung tidak
diperbolehkan menginap di Samber Gelap
dan Samber Gelap di Jual kepada pengusaha pemilik villa tersebut, namun segera
dibantah, baca :
http://mediakalimantan.com/artikel-4254-samber-gelap-tak-dijual-tapi%E2%80%A6.html
terlepas dari itu semua, yang jelas samber gelap memiliki
pesona berbeda yang tidak dimiliki oleh spot wisata lainnya di daerah di Kalsel
dan sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Sebagian barang bawaan di Speed Boat
Sesaat setelah mendarat dengan selamat di Pulau Sawa, sekarang sudah ada dermaganya
Penginapan di Pulau Sawa yang menghadap Pulau Sebuku
Penginapan di Pulau Sawa yang baru yang mengadap ke Pulau Samber Gelap
Dapurnya, sudah tersedia Kompor Gasnya, Tabungnya bawaan kami
Kamarnya nih
Langsung foto-foto, itulah Pulau Samber Gelap
Yeayyy!!!
Dari atas Menara Suar Pulau Sawa dengan latar belakang Pulau Samber Gelap
Dari Menara Suar Pulau Sawa, terlihat sisi Selatan Pulau Samber Gelap
Dari Menara Suar Pulau Sawa terlihat si Timur Pulau Samber Gelap
Sedang Mencoba melobi Nelayan untuk beli ikan buat makan malam
di Pantai sisi Selatan Pulau Samber Gelap dengan latar Pulau Sawa
Penangkaran anakan Penyu di Pulau Samber Gelap
Sisi Timur Pulau Samber Gelap, menghadap Selat Makasar dengan Pulau Malangko dikejauhan
Perjalanan pulang & Singgah di Gosong Bangau
Nb. Untuk teman-teman yang ingin berwisata ke Samber Gelap
perlu disiapkan hal-hal berikut :
1.
Makanan & minuman (karena tidak ada warung
makan dsana)
2.
Pakaian Ganti (sudah pasti)
3.
Tenda (kalo memang ingin tidur ditenda)
4.
Tabung Gas 3 kg, kalo mau repot boleh aja bawa
yg 12 kg, hehehe
5.
Alat Snorkling & atau Alat Menyelam bagi yg bisa menyelam (tabung
oksigen dkk)
6.
Alat Pancing (kalo mau memancing-Spot memancing
disana bagus)
7.
Kamera DSLR (kalo ada)
8.
Lotion anti nyamuk (disana juga ada nyamuknya)