Bagi sobat yang memiliki tabungan di bank, pasti doong tahu yang
namanya bunga? Bukan, bukan Bunga Citra Lestari lho Sob.
Bunga, Interest kalo kata bang Napi tuh. :D
Trus pernah dengar juga tentang Bagi Hasil pada Bank Syariah atau
lembaga keuangan syariah lainnya kan Sob?
Kalo kita menabung di bank Konvensional dapat bunga, Kalo di Bank
Syariah dapat Bagi hasil. sama aja dong... Eit, tunggu dulu sob. Sama-sama
dapat sih iya, namun konsepnya berbeda.
Sederhananya begini sob. Kalo Sobat nabung di bank konvensional
sobat tuh gak peduli mau banknya untung, mau rugi kah, sobat tetap mendapatkan
bunga dari tabungan sobat. Bunga tersebut sesuai besaran yang ditetapkan oleh bank
tersebut. biasanya sih untuk produk tabungan suku bunga bank di indonesia
rata-rata antara 1 s.d 4%
Ambil contoh sobat nabung di bank konvensional sebesar Rp.
10.000.000,- anggaplah dengan bunga sekian persen sobat mendapatkan bunga
Rp.25.000,- pada bulan Agustus. Trus pada bulan September terjadi gejolak
ekonomi, bank tersebut mengalami penurunan laba yang signifikan, bahkan merugi,
akan tetapi sobat tetap akan mendapatkan bunga lebih kurang sama dengan bunga
bulan agustus.
Kenapa begitu ya? Kan sudah saya katakan di atas, dengan sistem
bunga, penabung tetap akan mendapatkan bunga sesuai suku bunga yang berlaku
(Biasanya di bawah SBI) meskipun, ya meskipun banknya rugi..
Begitupun sebaliknya, jika banknya untung gede, nasabah penabung
tetap akan mendapatkan besaran bunga yang kurang lebih sama dengan bunga bulan
sebelumnya.
Sekarang bagaimana dengan sistem bagi hasil?
Yaa namanya aja terbagi dua: 1. Bagi 2. Hasil
Artinya kalo ada hasilnya ya di bagiii, kalo gak ada hasilnya yaa
gigit jari.. hehehe
Tapi pada bank syariah gak seekstrim itu kok sob.
Yang namanya lembaga perbankan, apalagi syariah, insyaallah ada
hasilnya. Kenapa ada hasilnya? nantilah saya bahas di tulisan lainnya.
Kembali ke Bagi dan Hasil tadi.
Seperti 2 orang yang berkongsi Sob, misalnya si A memiliki uang
nganggur, trus si B punya usaha Jualan sembako. Si B menawari si A untuk
bekerjasama untuk memperbesar usaha si B.
Ada modal si A, ada usaha si B (berarti si B juga ada modalnya, ya
usahanya tadi, plus keahlian berdagang) Kemudian dibikinlah perjanjian
pembagian keuntungan, biasanya dalam persen. misalnya 1/4 bagian atau 25% untuk
si A, dan 3/4 bagian atau 75% untuk si B. ini yang disebut nisbah bagi hasil
Sob.
Naah seperti itulah pada bank syariah, si A adalah nasabah
penabung, si B adalah Bank Syariahnya.
Kalo sudah sistemnya berbagi hasil seperti si A dan si B di atas,
maka:
1.
Jika, anggaplah keuntungan dagangan sembako
pada bulan X sebesar Rp.5.000.000,- maka si A akan mendapat Rp.1.250.000,- dan
si B mendapat Rp.3.750.000,-
2.
Jika keuntungan bulan berikutnya turun drastis
menjadi hanya Rp.1.000.000,- maka sudah barang tentu si A hanya akan mendapat
Rp.250.000,- dan si B hanya mendapat Rp.750.000,-
3.
Begitupun jika sebaliknya keuntungan bulan2
berikutnya naik tinggi, bisa dihitung lah Sob.
Kesimpulan :
Dilihat dari cara perhitungannya pasti sobat bisa sendiri menilai
mana yang lebih menguntungkan dan Adil...
No comments:
Post a Comment