Tuesday, June 24, 2014

MAU NONTON SIARAN PIALA DUNIA 2014 DI RUMAH? SIAPKAN DUIT!

       Juni dan Juli di tahun 2014 ini menjadi perhelatan akbar sepakbola dunia yang diselenggarakan di negara Brazil. Semua mata dunia untuk sementara tertuju kesana. Di indonesia sendiri gegap gempita piala dunia terasa sekali, bahkan mungkin lebih menarik membahas siapa calon juara dunia 2014 dari pada membahas siapa pemenang pemilu presiden.
       Bagi saya yang sekarang tidak tinggal di Ibukota provinsi lagi yang tidak bisa menikmati siaran UHF dari antena biasa, tentunya agak kesulitan untuk menikmati tontonan piala dunia ini di rumah. Karena untuk mendapatkan siaran piala dunia harus membeli tv satelit tertentu, padahal saya sendiri sudah memiliki tv satelit, akan tetapi tv satelit saya tidak menyiarkan (membeli hak siar) piala dunia 2014 ini.

2 macam siaran tv piala dunia 2014 berbayar

       Jadi untuk bisa menikmati siaran piala dunia 2014 di rumah, ya mesti merogoh kocek lagi untuk beli decoder baru. Ada 2 pemegang hak siar piala dunia 2014 di Indonesia, yakni Grup Kompas Gramedia melalui K-Vision-nya dan Grup Bakrie dengan Viva Sky, keduanya mematok harga lebih dari 1,5 juta untuk decodernya. Kalau dipikir cukup mahal buat saya jika hanya untuk nonton piala dunia yang gak mungkin saya tonton semua pertandingannya. Ada opsi lain sih kalau gak mau beli decoder baru, ya bisa nonbar di beberapa tempat di kota ini. Masalahnya, saya termasuk orang yang rada malas keluar tengah malam atau subuh buat nonbar, apalagi siangnya harus ngantor. hehehe...
       Di sini ada sih Tv kabel yang menyiarkan siaran Piala Dunia 2014, tapi di daerah rumah saya tuh tv kabel belum masuk. Jadinya beberapa kali nonton di Kantor deh, kebetulan di Kantor ada tv kabel. Nah lucunya, tv kabel di kantor kemaren menyiarkan petandingan piala dunia melalui saluran televisi dari Negara tetangga, yakni Timor Leste.
Channel Tv Timor Leste

       Jadi ingat ketika dahulu di Banjarmasin, gak perlu beli decoder apa-apa buat nonton siaran langsung Piala Dunia. Yaah, wajar sih TV satelit memasang harga tinggi jika kita ingin menonton siaran piala dunia, karena mereka sendiri membeli hak siarnya lumayan menguras kantong perusahaan. Tetapi tetap saja bagi saya perlu hitung-hitungan jika hanya untuk sekali gelaran piala dunia harus ganti lagi decoder yang harganya mahal itu.



Monday, June 23, 2014

5 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN AGAR PINJAMAN DI BANK TIDAK DITOLAK

         

        “Koq bisa, pinjaman di tolak, padahal saya mampu membayar angsurannya, dan agunan pun nilainya lumayan tinggi” Begitu kira-kira kata seseorang yang pinjamannya ditolak oleh Bank..
         Percayalah, bank memiliki penilaian yang komprehensif mengenai pengajuan pinjaman yang anda lakukan. Bukan hanya menilai kemampuan membayar maupun kelayakan agunan, namun ada hal-hal lain yang dinilai oleh bank. Berikut beberapa hal yang perlu kita perhatikan agar pinjaman kita tidak ditolak oleh Bank (5 Prinsip dalam pemberian Kredit) :

1. Karakter Yang Baik
         Hal ini yang pertama-tama dinilai oleh pihak bank. Prinsip pertama dari pemberian kredit yakni penilaian karakter calon debitur. Petugas bank bisa menilai dari wawancara dengan calon debitur, maupun dari history data pinjaman di bank lain melalui SID (Sistem Informasi Debitur) di database Bank Indonesia.
        Jadi agar pinjaman di bank tidak ditolak oleh bank, lebih baik kita selalu jujur saat bank melakukan wawancara maupun peninjauan ke usaha kita. Jangan terlalu membual, karena petugas bank yang jeli dapat menilai karakter kita. Selain itu history pinjaman kita di bank lain juga berpengaruh terhadap penilaian bank, jangan sampai kita pernah tercatat menunggak angsuran di bank lain. Usahakan juga jika ada keluarga atau teman yang meminjam nama kita untuk pinjaman yang dia lakukan disuatu bank, jangan sampai menunggak, karena itu semua tercatat di SID Bank Indonesia, yang setiap Bank bisa melihatnya.

2. Kemampuan Membayar Angsuran
         Pinjaman bukanlah sedekah yang tidak perlu dikembalikan. Jadi, tidak ada penghasilan , tidak ada pinjaman, begitu kira-kira. Bank akan menilai kemampuan keuangan anda setiap bulan untuk membayar angsuran bulanan. Masing-masing bank memiliki perhitungan persentase penghasilan terhadap angsuran bulanan. Biasanya jika anda memilliki anggaplah penghasilan bersih bulanan 5 juta rupiah maka maksimal angsuran yang dapat disetujui oleh bank adalah 30% dari 5 juta tadi, yakni 1,5 juta.

3. Memiliki Modal sendiri
         Hampir semua bank tidak akan memberi pinjaman kepada calon debitur jika debitur tersebut tidak memiliki modal sendiri. Setiap jenis pinjaman di bank memiliki rasio modal sendiri yang harus dimiliki oleh calon debitur, misalnya, untuk pinjaman KPR, ketentuan yang berlaku adalah debitur memiliki minimal 20 % modal sendiri atau disebut dengan Uang Muka dari harga rumah. Ketentuan ini berlaku pula untuk jenis pinjaman untuk pembelian kendaraan bermotor dan usaha.

4. Memiliki jaminan yang valuable
         Memiliki jaminan yang bernilai tinggi dapat memudahkan pinjaman kita disetujui, asalkan 3 hal sebelumnya telah kita penuhi. Mengapa jaminan merupakan nomor kesekian yang dinilai dalam kelayakan suatu pinjaman bukan menjadi hal utama?
        Jaminan hanya diperlukan untuk meminimalisir risiko debitur tidak membayar, agar debitur memiliki kepedulian terhadap kelancaran angsuran pinjamannya. Karena pada kenyataannya, bank tidak ingin sampai menyita agunan nasabah. Bank bukan usaha dagang, yang jika debiturnya macet lantas agunannya bisa langsung dijual. Proses yang diperlukan hingga agunan debitur dapat dilelang memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Maka tak heran, opsi jual agunan nasabah adalah opsi bank yang terakhir dalam menyelamatkan kreditnya.
        Oleh karenanya, dalam proses pemberian pinjaman bank, bukanlah agunan yang pertama dinilai, tapi dari kemampuan dan kemauan membayar kembali pinjaman tersebut yang dinilai oleh bank.

5. Situasi ekonomi, makro maupun mikro yang mendukung
         Bank manapun, tidak akan memberikan pinjaman kepada calon debitur jika jenis pekerjaannya atau usahanya merupakan jenis usaha yang termasuk sektor ekonomi/jenis pekerjaan yang tidak disarankan, atau yang dilarang diberikan pinjaman baik yang oleh ketentuan internal bank tersebut maupun ketentuan Bank Indonesia.
         Ada ketentuan suatu bank yang tidak menyarankan memberikan pinjaman kepada usaha tertentu karena pernah mengalami history kredit macet pada usaha tersebut karena dampak kondisi makro ekonomi, seperti contoh usaha batubara. Saat tahun 2010 kebawah, usaha batubara sangat booming, harga batubara dunia mengalami nilai yang tinggi, namun saat tahun 2010 keatas saat harga batubara jatuh banyak bank yang memberikan pinjaman ke sektor batubara mengalami kredit macet, sehingga merubah aturan pemberian pinjaman kepada sektor usaha batubara, yang pada awalnya termasuk yang disarankan, menjadi sektor yang tidak disarankan.
       Selain itu beberapa profesi  yang dianggap berisiko tinggi juga sulit mendapatkan pinjaman bank, seperti polisi, tentara atau pilot dengan tingkat risiko kecelakaan yang tinggi maupun pekerja seni dengan penghasilan yang tidak tetap dan sangat sensitif dengan selera konsumen.

Sunday, June 8, 2014

Bulan Ramadhan Sebentar Lagi!


     Bulan Ramadhan/Puasa sebentar lagi nih sob, sudah pada persiapan semua kan ya? Siapin perut dan siapin dompet, hehehe… Lho koq  bukannya siapin iman? Wah kalo bahasan masalah iman, kayanya terlalu berat buat saya bahas, wong saya bukan ustadz…hee…
     Nah yang saya bahas kali ini ya gak jauh dari kemampuan saya buat ngebahasnya, yup, masalah duit… Ya itu tadi di atas, SIAPIN DOMPET!
     Lho koq siapin dompet? Yaa sudah bukan rahasia lagi kalo orang Indonesia itu ketika bulan ramadhan datang eh bukannya menahan hawa nafsu, terutama hawa nafsu belanja, tapi malah bulan puasa semakin boros… ckckck… Ngaku deeeh…
     Yaa wajar laah, seharian puasa, pas udah sore, mau berbuka, jalan-jalan ke pasar kue/wadai, lapar perut, lapar mata, jadi buas, beringas, kuras dompet (asal jangan dompet orang lain), bawa pulang (beli maksudnya) makanan yang menggiurkan, setelah waktunya berbuka, baru sadar tuh perut gak mampu menampung semuanya. Betul apa betuul?
     Naah sobat ada baiknya saya menghimbau gunakanlah hak pilih anda, eh salah, maklum masa pemilu... Maksud saya kita dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan selama bulan suci yang akan datang, karena bulan ramadhan bukan hanya bulan untuk kita sekedar menahan lapar dan haus, tapi itu juga berarti menahan diri dari sifat boros yang tidak perlu.
     Nah sobat, ini ada beberapa tips yang saya sarikan dari beberapa sumber terpercaya, amanah dan rajin menabung…:D
  1. Pisahkan yang mana kebutuhan, yang mana keinginan. Untuk hal ini rasanya sudah jelas. Jangan membeli sesuatu yang pada akhirnya mubadzir, makanan berbuka yang berlebihan contohnya.
  2. Hitung dan kelompokkan anggaran belanja. List rencana pengeluaran bulanan, kelompokkan, misalnya untuk belanja harian selama ramadhan (makanan untuk sahur dan berbuka), anggaran untuk sedekah, zakat & infaq, anggaran untuk pembelian pakaian baru saat menjelang lebaran, & mungkin transportasi mudik. Dasarnya pengeluaran tahun lalu bisa dijadikan patokan, dengan kenaikan 10 – 30 %.
  3. Beli sembako di pasar murah. Biasanya pasar murah ada tuh di Bulan Ramadhan, nah, daripada beli sembako di supermarket2 sobat mending beli di pasar murah yang jelas lebih murah.
  4. Sabar, kuatkan hati & tahan godaan diskon barang-barang yang tidak diperlukan. Kan puasa? Menahan diri.
  5. Bagi yang sudah berumah tangga, lebih baik menu berbuka jangan terlalu sering beli makanan siap saji, tapi memasak sendiri lebih hemat.
  6. Untuk yang belum berumah tangga, sering-sering berbuka puasa bersama di masjid, jika perlu sekalian dengan sahurnya.